Kadismatal TNI AL, Laksamana Pertama TNI Mashuri Ishak
Putra Babel yang Piawai Mengemudikan Kapal Selam


edisi: Selasa, 02 Desember 2008

Bangka Pos/Deddy Marjaya

 
KENANG-KENANGAN - Gubernur Bangka Belitung Eko Maulana Ali menyerahkan kenang-kenangan kepada Dismatal TNI AL usai penanda tanganan berita acara penyerahan secara resmi KAL-35 (KAL Manau) yang sebelumnya milik Pemprov Babel kepada TNI AL untuk digunakan sebagai kapal operasional Lanal Babel, Sabtu (29/11) di Kantor Gubernur Babel.


MUNGKIN belum banyak yang tahu jika salah satu petinggi TNI AL merupakan putra Bangka Belitung (Babel). Bintang satu berwarna emas bertengger di kedua bahunya sebagai tanda jika Mashuri Ishak merupakan sosok penting di kesatuannya.

Mashuri adalah kelahiran Muntok 54 tahun silam. Hanya saat kecil, bersama kedua orang tua dan delapan saudaranya, ia ‘hijrah’ ke Jakarta. Sebagai pendatang, pentingnya pendidikan sangat ditekankan oleh kedua orangtuanya. Empat saudaranya, pernah kuliah di Universitas Indonesia (UI), sedangkan ia sendiri, masuk TNI AL Indonesia.

“Saya bangga dengan daerah ini. Saya bangga menjadi bagian dari masyarakat Babel, masyarakat yang ramah dan pekerja keras. Masyarakat yang saling menghormati dan dikenal berbudaya tinggi. Kendati saya besar di tanah orang, namun Babel khususnya Muntok merupakan tanah dan jiwa saya,” ujar Mashuri di sela-sela penyerahan kapal KAL 35 dari pemerintah provinsi ke TNI AL di ruang pertemuan lantai III kantor gubernur, Sabtu (30/11) siang.

Menurut Mashuri, masa kecilnya yang dihabiskan di Muntok merupakan masa terindah dalam hidupnya. Apalagi kala teringat, kenangan main di sungai depan rumahnya, airnya yang jernih, penuh ikan dan udang mampu menghilangkan ketegangan.

“Saya dulu paling sering menghabiskan hari di sungai untuk menangkap udang atau bermain di vihara tak jauh dari rumah. Kadang kami pura-pura menangis di vihara seraya berharap ada yang mau kasih uang,” ceritanya seraya tertawa kecil.

Pria yang doyan makan es kacang merah dan phantiauw (penganan khas Bangka) ini mengaku sejak bergabung dengan TNI AL, telah menjelajahi seantero negeri. Laksamana yang piawai mengemudikan kapal selam ini menjelajahi banyak perairan.

“Kalau sudah di dalam kapal selam, saya jarang mandi. Kalau satu bulan tidak mandi, saya pikir itu wajar karena air susah. Jadi sudah terbiasa. Bahkan waktu kami bertugas ke Jerman dulu, hanya tiga kali pemberhentian di tiga lokasi untuk istirahat. Butuh waktu 32 hari selama menempuh perjalanan,” ungkap Mashuri.
(rico ariputra)